Monday, July 27, 2015

Fight Break. Step back. Breath. Recover.

Fight Break. Step back. Breath. Recover. Ultimate way to solve Fighting.

Cool down some of the heated emotional then think clearly.

Best way ;)

Tuesday, October 21, 2014

Berbeda dan terlihat

Dari situasi ajang pemilihan Presiden RI ke-7, yang sudah berakhir tepatnya 20 Oktober 2014 kemarin, ada hal yang membuat saya menulis kali ini.

Dengan mudah, dari tayangan televisi hari itu, bisa saya rasakan adanya hawa positif karena gelombang massa yang padat mendukung terpilihnya dan resminya beliau jadi Presiden. Tetapi lain halnya dengan beberapa rekan yang konsisten berkomentar beliau tidak pantas menjadi Presiden, gampangnya dari fisik katanya kurang wibawa, dan lain hal lagi, katanya kalo naik panggung sambil lari, apa bukan seperti pemain band, dan bukan Presiden?

Dari pandangan masing-masing itu saya agak judging sih, hehe.. saya menilai, teman yang pro-ini pasti tipe-tipe begini, dan teman yang pro-itu pasti tipe-tipe begitu (haha! tulisan kurang informatif :p)

Saya menilai ada tipe lama dan tipe baru.

Tipe lama : tentunya mendukung pola pemerintahan masa lalu. Birokrat yang tinggi sekali, dan rakyat jelata. Ada gap besar di antaranya. Pemerintah yang selalu pada awal masa pemilu menjanjikan untuk membangun kesejahteraan rakyat, akhirnya berujung pada membangun kesejahteraan rumah sendiri. Pola protokoler yang kaku. Pikiran lebih negatif lagi, orang-orang yang memegang jabatan di kelompok ini seperti tidak tersentuh hukum, Kalaupun tersentuh, ganjarannya tidak sebesar kerugian yang akhirnya diderita negara. Well, I'm sick of this kind of bureaucracy!

Tipe baru : mengusung kesederhanaan. Terbuka, dan merakyat. Mengutamakan kerja nyata dan kerja keras. Meritocracy. Melihat sudut pandang bukan dari sisi elegan atau wibawa, tapi hati nurani.

Tipe baru ini belum lengkap penjelasannya, karena masih perlu diperhatikan bagaimana kenyataan dalam perjalanan ke depan.

Sebagai pembayar pajak rutin bulanan, dan pembayar pbb tahunan, saya sangat berharap perubahan semakin positif untuk kesejahteraan rakyat, bukan kesejahteraan pejabat.


Friday, March 21, 2014

it's a bless, not a burden

Lately I've been busy with taking care of my 88 years old grandma (eyang). At least this 1 week. Well, what I can say is this is hard. Really not easy. Your personality will be challenged by high level of patience. In my case, I was thinking I'm patient enough, then I found that... No, I'm not :(

Pretty sure that people at my age will think of self development, day by day. And with this situation, sometimes I feel I'm going nowhere. I have limited time to go out and explore stuff. But, I need to hang on. I need to stay.

Eyang at this age is really childish, impatient, temper. Of course we'll think that grown up people should be wise-man, even wiser than before. In fact, the physical condition also effect to mental condition. Her power or body resistance is never be the same anymore. I don't know what exactly is her feeling right now. Maybe she is feeling inconvenient with (sorry to say) urinal. She often said that she need to pee. But then it's only a little. The doctor said her kidney function is only 21% remaining. This could be one of the reason of her inconvenience feeling.  

I do sometimes feel sad knowing that (maybe) I'm too temper in facing her as well. I'll try to do better. Always.

I hope eyang knows that I love her.

Taking care of her is not a burden. It's a bless. It's an opportunity to learn a lot of things.

Thursday, February 27, 2014

Anak tangga

++Sebagian besar orang memandang orang-orang yang tampaknya berhasil dengan menganggap bahwa mereka bodoh jika mengganti pekerjaan atau gaya hidup, bahkan walaupun mereka membenci apa yang mereka kerjakan. Memang tidak mengherankan jikalau kehidupan yang dikuasai oleh pencarian keberhasilan hari demi hari, tahun demi tahun, langkah demi langkah dan menaiki anak tangga demi keberhasilan ini justru semakin tidak memuaskan dan lebih mencemaskan. Jutaan orang hidup pada titik kritis ini, terperangkap dalam keberhasilan luar dan kelumpuhan dalam hati++

Dalam istilah sederhana, keberhasilan tidaklah sesederhana yang kita kira.
Akan melibatkan banyak usaha dan upaya untuk mencapainya. Bahkan definisi keberhasilan pun nyatanya relatif. Berhasil menurut si A belum tentu diamini sebagai keberhasilan oleh si B, apalagi si C dan si Z. Parameternya akan bersifat pribadi. Kalau ada kemiripan ya wajar saja, tapi kalau persis, nampaknya tidak mungkin. Hal yang unik dan tidak untuk diperdebatkan. 

Sebut saja Bapak M. Dia bekerja di rig lepas pantai. Anaknya berkuliah di perguruan tinggi ternama di Bandung. Pekerjaan beliau di rig adalah sebagai electrician. Tugasnya meliputi perbaikan, pemasangan instalasi, dan perawatan peralatan listrik dan elektronik. Tiap hari berada di rig, tidak satu haripun berlalu dengan wajah yang bersungut-sungut. Ada tekad penuh yang terpancar dari setiap hal baik kecil maupun besar yang dia kerjakan.

Lain lagi Bapak S. Dia bekerja juga di rig lepas pantai, sebagai housekeeper. Sesuai namanya, pekerjaannya tentu saja membersihkan ruang kantor, akomodasi, termasuk toilet dan tempat mandi umum. Lagi-lagi, raut yang cerah dan senyum yang berkembang selalu mudah ditemui di wajahnya.

Sejauh perjalanan dari rig ke rig, tidak banyak ditemui pribadi seperti Bapak M dan Bapak S. Secara garis besar, tentu saja mudah ditemui pribadi yang mengejar materi semata. Terlepas dari masing-masing kebutuhan finansial, pribadi yang seperti ini cenderung tidak puas dan tidak selesai dengan dirinya sendiri.

Pernah bertemu dengan Bapak A. Ini kasus yang berbeda lagi. Beliau memang menghabiskan banyak waktu di lapangan, berpindah dari satu lokasi ke lokasi lain. Namun di sela waktu liburnya, dia senang sekali berkunjung ke perguruan tinggi untuk berbagi ilmu. Beliau juga mudah ditemui di sosial media. Karena tak jarang dia akan menyampaikan pesan langsung atau terselubung. Hal ini artinya, ada juga pihak yang menyukai pekerjaan ini dan mengumpulkan berbagai pengalaman untuk nantinya dibagi pada junior atau orang-orang sekeliling. Dia tidak berkeberatan untuk membagikan apa yang dia ketahui atau informasi yang dia rasa berguna bagi orang lain. Jangan heran jadinya bila dia seperti punya klub dengan ribuan penggemar di sosial media.  Tapi jumlah orang seperti ini tidak banyak.

Menjalani kehidupan pekerjaan di lapangan tidak mudah. Tentu saja.
Menjalani kehidupan pekerjaan di non-lapangan juga tidak mudah. Itu pasti.

Anak tangga tiap pribadi itu berbeda.
Kecuraman anak tangga akan berbeda juga bagi tiap individu.

Anak tangga Bapak M, S, A, pastinya berbeda. Kesamaannya, mereka sudah menentukan anak tangga macam apa yang sedang dijalani.

Bagi kita yang masih belum menemukan atau memilih anak tangga yang akan dinaiki, tetaplah mencari. Anak tangga itu tidak akan selalu lurus dan landai. Bahkan mungkin ada anak tangga yang tertutup kabut pekat. Irup iku gawe urup.


Tetap melangkah. Jangan takut. Dan senyumlah :)

Wednesday, August 28, 2013

Keep searching hey!

Jalan hidup orang itu beda-beda.
Dan banyak ekspektasi yang berbeda pula dari setiap pribadi yang terlahir. Tapi hidup terlalu singkat untuk kecewa dan bersedih kalau hal yang terjadi tidak sesuai ekspektasi.

Apa kita cukup pintar untuk memikirkan semua masalah yang terjadi di masyarakat? Bagaimana dengan kehidupan keluarga kita sendiri? Problem-free?

Bukan mengikuti arus, tapi juga tidak melawan dan memberontak. Berdirilah teguh, bergerak mencari rute yang benar. Bantu sesama. Ada kutipan bagus yang saya baca baru-baru ini, hal dari Bunda Theresa:
The hands that help are more sacred that the lips that pray.
Tidak boleh diam. Tidak boleh melamun.


Where are the signs? There are many, let’s go out and find it

Wednesday, July 17, 2013

Lakukan yang terbaik dan mencari kehendak-Nya

Dalam segala komentar wartawan, peneliti, pengamat, dll, ada hal yang perlu kita ingat, pikiran kita terbatas dalam dunia. Pikiran Sang Pencipta tidak terbatas. Sama sekali.
Dengan kondisi kesenjangan, yang kaya makin kaya yang miskin makin miskin, jangan sampai lupa bahwa hidup bukan hanya di dunia ini saja. Disini yang mau saya sampaikan adalah di hari penghakiman nanti, mungkin orang-orang yang dianggap miskin inilah menjadi barisan terdepan untuk masuk ke surga. Lagi-lagi ini faktor terbatasnya pikiran saya.
Semua orang akan punya pilihan masing-masing, dan yang pasti, bertanggung jawablah atas apapun pilihan yang diambil.
Mencari kehendak Tuhan, terus mencari, apa maksud saya diciptakan di dunia ini. Saya percaya bahwa semua pribadi diciptakan dengan maksud tertentu. Tidak ada kelahiran tanpa maksud Tuhan.

#morningnotes

Tuesday, July 2, 2013

Persiapan ke Jepang! (1)

Horeeeee, tiket Air Asia Jakarta-Tokyo pergi dan pulang sudah dipesan (dan dibayar lunas) :D

Percobaan pertama memasukan aplikasi visa masih belum berhasillll.. haha (menertawakan diri sendiri :p )
Kata petugas visanya masih kurang invitation letter dan juminhyo. Juminhyo itu seperti surat keterangan domisili di Jepang. Surat-surat ini diminta karena saya menuliskan nama host-fam saya di aplikasi visa.
Seharusnya ga usah klo kata teman saya yang lagi sekolah di Jepang. Tulis aja nama hotel yang di-booking dan alamatnya, jadi ga usah ada penjamin di Jepangnya, klo memang perjalanan atas tanggungan pribadi ya..

Saya akan coba lagi akhir minggu ini. Besok mau saya print dulu dokumen2 yang dibutuhkan..

Persiapan lainnya, saya banyakin kontak ke host-fam di Jepang, dan hal perlu lainnya adalah membeli souvenir untuk mereka :D

sangat tidak sabar menuju Jepannnnnggggggg

Ganbarimashou!