Cara memandang kehidupan.
Tentunya akan berbeda satu dengan yang lainnya. Di umur-umur seperti saya, yang
kata orang Twenty something, dan umur galau, banyak hal-hal “penentuan” tentang
cara pandang hidup.
Salah satu halnya : pekerjaan.
Mungkin pikiran saya kali ini lebih menjurus ke arah apa saja alasan memilih
pekerjaan seperti ini.
Saat sekarang bekerja di laut
lepas. Offshore. Di atas sebuah kapal besar, nama kapalnya pun unik : penemu
tujuh samudera. Dari keseluruhan headcount yang ada di atas kapal, hanya ada 3
wanita. Jadi terlihat jelas lah ya bahwa pekerjaan yang saya jalani sekarang
bukan pekerjaan yang mayoritas dipilih wanita.
Apa saja yang dikerjakan? Kalau mau diceritakan sederhana, menjadi
operator sistem mekanik dalam proses eksplorasi sumur. Sumur ini nantinya akan
bisa menyediakan pasokan gas atau minyak untuk sumber energi. Awalnya terasa
sangat tertantang bekerja di laut lepas seperti ini. Dan sudah 3 tahun lebih
total saya berdinas seperti ini. Walau tidak selalu offshore ya, kerjaan
onshore pun menjadi garapan wajar. Pekerjaan menguras fisik dan mental. Secara
harfiah, menguras fisik, karena peralatan yang banyak kami gunakan umumnya
besar dan berat. Contohnya barang yang saya harus pindahkan manual untuk
kebutuhan operasional mempunyai berat 40 kg, dengan jumlah yang saya perlu 16
buah. Two man lifting, tapi tetap saja, berat lho! Ini baru sebagian saja, masih
banyak barang lainnya, dan untuk jenis profesi yang sama, namun untuk para
pekerja prianya, mreka harus membangun jalur pipa dan semua “hammering”
dilakukan manual. Berkeringat deras? Pastinya.. Badan pegal setelah kerja?
Jelas… Tapi saya termasuk orang yang meyakini bahwa setiap jenis pekerjaan
pasti ada kesulitannya masing-masing. Jadi, memang tidak ada yang mudah. Semua bisa
dipelajari, asalkan kita mau menjalaninya. Nah,perkara mau menjalaninya ini
yang juga dikelilingi banyak faktor
penentu.
Sederhananya, sampai saat ini saya
masih mau menjalani pekerjaan ini karena :
1. Masih
ada seru-serunya (walau kadang stress juga, hehe)
2. Belum
apply pekerjaan yang lain
3. Masih
belum punya pendamping yang mau diajak berencana ke depan, alias belum dilamar!
4. Masih
pengen bertualang,menjelajah, menemukan hal baru (persis nama kapal ini,hehe)
Nah! Kalau lihat alasan nomor 3, ini yang
biasa dikaitkan sama “umur galau”. Walau sebenarnya, saya ga suka tuh dibilang
umur galau, kalau belum bertemu yang pas, terus kenapa? Ini juga sambil mencari
kok, dan terus berdoa supaya ditunjukkin yang mana jodohnya. Tapi, kalau
dikaitin sama alasan nomor 4, Nah, ini yang mungkin jadi “sesuatu” juga. Kalau
dipikir-pikir lagi, petualangan atau penjelajahan yang saya mau, bukan artinya
individual kok, menjelajah atau berpetualang bersama seseorang juga menarik.
Nah lo! Ya intinya mah, jujur saja, saya
sedang merindu atau mendamba kehadiran pasangan bertualang bersama kok ;)
Pilihan. Cara pandang hidup.
Mari selalu berhati-hati, mari
ingat. Hidup ini bukan milik / kepunyaan pribadi lho. Tapi ini titipan dari
Tuhan Yang Maha Kuasa, yang pasti punya “tujuan besar” atas kehadiran tiap
manusia di kehidupan. Jadi, serahkan saja kekhawatiranmu kepadaNya, sebab Dia
yang mempunyai segala yang ada. Percayalah kepada Tuhan, dengan segenap hatimu,
dan jangan bersandar kepada pengertianmu sendiri. J Ingat lagu itu? Berbahagia orang-orang
yang memperoleh hikmatNya, lebih berharga dari emas perak dan permata, umur
panjang di tangan kananmu,kekayaan hormat di tangan kiri, jalanNya penuh damai
sejahtera senantiasa.